Selasa, 07 Januari 2014

Briket Eceng Gondok, Alternatif Pengganti Elpiji

VIVAnews - Berbagai energi alternatif untuk menyiasati mahalnya harga gas elpiji sudah tersedia bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan memannfaatkan tanaman eceng gondok yang dipadatkan menjadi bahan bakar.
Dengan memanfaatkan limbah eceng gondok yang melimpah di danau Rawa Pening, Semarang, SMK Pertanian Bawean, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengolah tanaman itu menjadi briket eceng gondok.
Briket eceng gondok bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian. Bahan bakar ini dijual dengan yang sangat terjangkau, antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

Pembuatan briket enceng gondok dilakukan dengan mengeringkan gambut eceng gondok. Gambut dicampur dengan sekam, serbuk gergaji, dan sedikit tepung kanji untuk perekat. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam cetakan khusus dan dipadatkan untuk menjadi briket.

Setelah dicetak, agar mudah dinyalakan, briket eceng gondok akan dijemur selama dua hari agar benar-benar kering. Berbeda dengan briket arang dan batu bara, briket eceng gondok menghasilkan api,  bukan bara.

Tekstur eceng gondok sebagai tanaman serat akan menjadi debu saat dibakar. Lima briket bisa menghasilkan api yang tahan hingga 30 menit.

"Satu kilogram briket eceng gondok biasanya berisi 20 briket," kata Elia Alia, guru pembimbing di SMK Pertanian Bawean.

Mahalnya harga gas elpiji, briket eceng gondok diharapkan dapat menjadi bahan bakar alternatif untuk keperluan rumah tangga. Saat ini di Semarang, Jawa Tengah, harga elpiji 12 kg sudah menembus Rp150 ribu. Sementara gas 3 kg, berkisar antara Rp16 ribu sampai Rp20 ribu.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/471166-briket-eceng-gondok--alternatif-pengganti-elpiji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar